Skip links
Resesi Ekonomi 2023

Resesi Ekonomi 2023 Mengancam, Ini Dampak Bagi E-Commerce

Resesi ekonomi 2023 mulai terlihat tanda-tandanya. Bahkan Presiden RI, Joko Widodo mengatakan bahwa Dunia Ekonomi akan gelap di tahun depan.

Tapi sebenarnya apa itu resesi? Sejauh mana dampaknya bagi pelaku usaha atau e-commerce? Dan adakah yang bisa dilakukan?

Apa itu resesi?

Resesi adalah situasi ekonomi suatu negara atau global dalam kondisi yang negatif. Penyebab resesi dapat dilihat dari adanya penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), naiknya suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi riil yang melambat atau negatif selama 2 kuartal berturut-turut.

Dampak resesi ekonomi yang paling terlihat adalah adanya PHK yang dilakukan sejumlah perusahaan hingga lesunya daya beli di masyarakat.

Resesi merupakan kabar buruk bagi dunia ekonomi. Meskipun sudah sering disebutkan sejak 2019 lalu, namun tanda-tandanya semakin kencang menuju tahun 2023.

(Baca juga: Fenomena Startup PHK Massal, Benarkah Karena Bubble Burst?)

Salah satu tanda resesi ekonomi yang mencolok adalah bagaimana Amerika Serikat mengalami inflasi customer price index (CPI) hingga 8.6% year-on-year (yoy). Angka ini menjadi yang tertinggi selama 41 tahun terakhir.

Tidak sampai di situ saja, kebijakan moneter yang ditandai dengan kenaikan suku bunga di Negeri Paman Sam ini juga meroket drastis dari yang normalnya hanya di kisaran 2%, kini mencapai 3,4% dengan rentang 3,25% – 2,5%.

Dampak Resesi Bagi Indonesia

Ilustrasi: Dampak resesi ekonomi untuk Indonesia via freepik

Sejauh mana dampak resesi ekonomi bagi Indonesia? Apakah Indonesia bisa selamat dari badai yang diprediksi akan menghantam di 2023?

Ada berbagai asumsi bagaimana posisi Indonesia dalam menghadapi resesi 2023. Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengingatkan bahwa Indonesia cepat atau lambat akan merasakan dampak dari resesi yang melanda secara merata. Hal ini bisa dilihat dari kemerosotan ekspor yang hanya mencapai 23% di kuartal I-2022.

Selain itu kenaikan suku bunga yang tinggi juga menjadikan banyak investor ragu-ragu dalam melakukan penanaman modal di pasar uang. Pemilihan jenis investasi yang lebih aman seperti tabungan diprediksi akan lebih banyak dipilih karena rendah risiko.

Namun di sisi lain, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir justru punya pendapat lain perihal resesi ekonomi 2023 yang mungkin terjadi.

(Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Digital Melalui Startup Diprediksi Naik 20% Pada 2025)

Dilansir dari Bisnis Tempo, Erick optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mampu bertahan bahkan bertumbuh hingga 5% sampai tahun 2024.

Menurutnya, ada empat pilar kuat yang menopang perekonomian Indonesia seperti produk turunan dari sumber daya alam (SDA) yang ada, ketersediaan pangan untuk impor, pertumbuhan inovasi ekonomi digital, dan kondisi ROI pada industri startup masih tergolong sehat.

Selain keempat faktor tersebut, pertumbuhan pasar domestik yang stabil juga mendukung harapan Indonesia agar mampu bertahan apabila gelombang resesi semakin meluas.

Pengaruh Resesi Ekonomi Terhadap E-Commerce di Indonesia

Sebagai fenomena ekonomi, resesi tentu saja memberikan kecemasan pada pelaku e-commerce di Indonesia.

Ada beberapa dampak negatif yang diprediksi akan terasa pada industri e-commerce selama resesi ekonomi 2023, antara lain:

1. Investor yang Hold

Dampak negatif resesi yang pertama adalah risiko sulitnya mendapatkan dana investasi.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan e-commerce di Indonesia banyak disokong oleh investasi besar-besaran yang datang dari berbagai negara seperti Tiongkok, Jepang, hingga Singapura.

Ketika ketidakpastian ekonomi seperti resesi terjadi, maka pendanaan pada startup dan e-commerce dianggap sebagai investasi berisiko tinggi. Maka dari itu, diprediksi akan mulai banyak investor yang lebih berhati-hati dan melakukan penghematan dengan investasi rendah risiko seperti tabungan atau pun reksadana.

2. Gelombang PHK demi Pelangsingan

Salah satu strategi yang mungkin akan diterapkan di industri e-commerce agar tetap bisa berproduksi dengan budget yang terbatas adalah dengan melakukan pelangsingan internal atau pemutusan hubungan kerja (PHK).

Meskipun pahit, namun PHK akan banyak dipilih karena e-commerce dan startup tidak lagi punya dana yang cukup untuk melakukan operasional secara besar-besaran.

Persoalan PHK ini tentunya akan merambat dan menyebabkan masalah ke sektor lain seperti sektor sosial.

3. Penyesuaian Bentuk Promo

Karena terbatasnya dana investasi, maka metode promosi bakar uang tidak lagi bisa digunakan.

E-commerce dan perusahaan startup dipaksa untuk merumuskan metode lain yang dapat diterima customer namun tetap memberikan profit pada perusahaan.

Ketidakpastian berapa lamanya resesi ekonomi ini terjadi akan semakin membuat pelaku e-commerce harus merumuskan rencana jangka panjang untuk bisa bertahan.

Beberapa e-commerce bahkan sudah mulai memberikan syarat dan ketentuan pada promo gratis ongkir agar tidak membebankan biaya operasional yang terlalu besar.

(Baca juga: Ramaikan KAI Expo 2022, Power Commerce Asia Hadirkan Solusi Bisnis Digital)

4. Daya Beli yang Bergerak Turun

Seperti jaring laba-laba, goncangan resesi ini juga akan memengaruhi daya beli di masyarakat.

Selain usaha yang bergerak pada kebutuhan domestik, orang-orang akan lebih selektif untuk mengeluarkan uangnya pada barang-barang di luar kebutuhan pokok.

Ketika daya beli menurun, maka perputaran uang juga akan melambat yang dalam skala besar membuat situasi ekonomi lesu.

5. Kegagalan Bisnis

Pada kasus terburuk, resesi dapat memberikan dampak pada kegagalan bisnis bagi e-commerce yang tidak mampu bertahan.

Tidak melulu startup, perusahaan besar pun apabila salah dalam mengambil kebijakan dapat berakhir dengan gulung tikar. Seperti beberapa contoh perusahaan retail yang sebelumnya mendominasi pasar, namun terpaksa menutup beberapa gerainya.

Itulah fenomena resesi ekonomi yang diprediksi akan terjadi pada 2023. Meskipun belum pasti, namun ada baiknya kita bersiap dengan sama-sama membahu dalam pertumbuhan ekonomi. Peran pemerintah juga diperlukan untuk menstabilkan pasar ekonomi agar Indonesia tidak jatuh tersungkur.

Untuk Power People yang membutuhkan konsultasi kebutuhan bisnis digital, service Power Commerce Asia siap membantu. Hubungi kami dengan klik di sini atau follow Instagram @powercommerce.asia untuk informasi bisnis lainnya. (PCA/Nanda)

Leave a comment