Saat ini banyak pelanggan yang kembali berbelanja offline di era pasca pandemi. Karena itu, banyak perusahaan dan brand ingin memperkuat kehadiran brand mereka secara offline.
Melihat peluang ini, Power Commerce Asia sebagai pionir omnichannel dan supply chain enabler di Indonesia meluncurkan platform PowerBiz. Platform ini memberikan solusi end-to-end omnichannel untuk bisnis dari berbagai skala dan industri agar mampu mengelola penjualan dan logistik multi-channel.
Dilansir dari Tech In Asia, Hadi Kuncoro, CEO Power Commerce Asia menyatakan bahwa perusahaannya baru saja menutup putaran pendanaan pra-seri B. Meskipun jumlah investor dan nominal investasi tidak diungkapkan secara detail namun Hadi Kuncoro yang merupakan mantan CEO aCommerce mengatakan, operasional Power Commerce Asia di Malaysia akan diaktifkan kembali setelah sempat terhenti selama pandemi. Perusahaan juga berencana memasuki Filipina tahun depan.
Rincian pendanaan
Jumlah pendanaan: Dirahasiakan
Investor: Dirahasiakan
Tahap: Pra-seri B
Selain PowerBiz, Power Commerce Asia juga menyediakan layanan e-commerce enabler, digital marketing, serta warehouse and fulfilment. Saat ini Power Commerce Asia diketahui telah memiliki lima gudang yang berlokasi di beberapa kota besar di seluruh Indonesia.
Berlokasi di Jakarta, Power Commerce Asia hingga kini tercatat telah bekerja sama dengan 50 perusahaan atau brand, seperti Kino, Ajinomoto, Behaestex, Adira Finance, Coca-Cola, dan Sharp.
Power Commerce Asia menargetkan untuk memperoleh keuntungan pada kuartal ketiga dan berencana untuk go public melalui IPO pada tahun 2026. Perusahaan ini berencana untuk memulai penggalangan dana seri B awal tahun depan. (PCA/Nanda)
Artikel ini juga telah diterbitkan di Tech in Asia dan Daily Social.