Tak hanya sektor kesehatan, pandemi Covid-19 membawa banyak sekali dampak pada sektor ekonomi Indonesia. Dampak yang dialami pada sektor ekonomi ini juga berpengaruh kepada para UKM yang menjadi 99,9% pelaku usaha di Indonesia atau rumah ekonomi Indonesia.
“Di masa Covid-19 ini, para pelaku UKM ini memiliki permasalahan mulai dari masalah produksi hingga ke pemasaran. Berbagai upaya telah dilakukan oleh para UKM agar bisa terus bertahan, mulai dari pengurangan jam kerja, hingga pengurangan tenaga kerja,” buka Prof.Dr.Rully Indrawan, MSi. , Sekretaris Kementerian KUKM RI pada Webinar ‘Membangun Rumah Ekonomi Indonesia’.
Meskipun dihantui oleh berbagai macam permasalahan dan ancaman, pandemi COVID-19 ini merupakan momentum untuk membangun ekonomi Indonesia. Dimana kelak krisis seberat apapun tidak akan bisa menggoyahkan perekonomian Indonesia. Perkembangan sektor ekonomi tidak bisa dilepas dari Usaha Kecil Menengah (UKM). Mengapa demikian? Karena hampir 60% dari PDB Indonesia didominasi oleh sektor ini.
Pengamat ekonomi, Aviliani, menyatakan ancaman resesi yang saat ini akan dihadapi oleh Indonesia sebenarnya bukan sesuatu yang perlu ditakutkan oleh para pelaku UKM. “Resesi harus dilihat sebagai peluang, entrepreneur harus memiliki prinsip bahwa ditengah ancaman itu ada sebuah peluang yang harus mampu dimanfaatkan,” ujar Aviliani.
UKM Sebagai Tulang Punggung Rumah Ekonomi Indonesia
Saat ini, permasalahan yang kerapkali dihadapi oleh UKM Indonesia adalah ketidakpercayaan diri dalam bersaing, termasuk dengan produk-produk impor. Padahal, menurut Sandiaga Uno, UKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia tidak perlu khawatir karena kekuatan sumber daya manusia di Indonesia sangatlah luar biasa. Justru momen pandemi ini harus jadi start awal untuk membangun UKM lewat fasilitas-fasilitas yang tersedia, termasuk digitalisasi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Chief Executive Officer PowerCommerce.Asia, Hadi Kuncoro. Menurut beliau, UKM Indonesia memiliki pertumbuhan yang luar biasa. Hal ini ditandai dengan pertambahan hingga 3 juta seller di marketplace. Dimana UKM telah mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi.
“Di situasi pandemi ini, UKM Indonesia jadi tulang punggung dan memiliki fleksibilitas untuk membangun bisnisnya. Situasi work from home ini juga telah menjadi akselerator dimana banyak orang yang lebih fokus dalam mengembangkan bisnisnya selama berada di rumah,” jelas Hadi Kuncoro.
PowerCommerce.Asia sebagai e-commerce omni-channel and supply chain management telah membangun sebuah ekosistem yang menjadi UKM agregator, yakni Halal Plaza. Sebagai UKM agregator, Halal Plaza mencoba menghadirkan berbagai macam solusi untuk UKM, mulai dari pembinaan hingga proses digitalisasi.
Saat ini sudah ada ratusan UKM yang bergabung bersama Halal Plaza. Tak hanya menembus pasar online melalui marketplace-marketplace yang ada di Indonesia, Halal Plaza juga telah membuka jalan bagi para UKM untuk ekspor lewat Qoo10 Singapore.
Oleh karena itu, UKM Indonesia jelas memiliki potensi yang tak akan pernah putus meskipun berada di masa pandemi. Adaptasi menjadi satu faktor yang harus ditekankan agar UKM bisa tetap bertahan dan menjadi tulang punggung untuk membangun rumah ekonomi Indonesia.
PowerPeople merupakan UKM yang memiliki produk sendiri? Halal Plaza membuka kesempatan untuk para UKM yang ingin menembus e-commerce. Segera daftarkan usaha Anda untuk bergabung bersama Halal Plaza.