Ada hal menarik dari seminar Scientific Symposium: “Making Right Choice in Primary Care for Your Allergic Patient” yang diselenggarakan oleh Bayer Indonesia pada Selasa (22/10) lalu. Seminar yang diikuti oleh para apoteker dari Ikatan Apoteker Indonesia ini tidak hanya menghadirkan pembicara dari bidang kesehatan dan farmasi, diantaranya seperti Dr. Suci Suksmasari yang merupakan Bayer Medical Expert dan Dr.dr. Luciana B. Sutanto, MS, SP.Gk yang merupakan ahli gizi klinis. Acara ini juga menghadirkan CEO PowerGroup.Asia, Hadi Kuncoro, sosok berpengalaman di bidang e-commerce dan supply chain.
Lalu mengapa seminar yang mengambil tema kesehatan dan farmasi malah menghadirkan pembicara seorang digital dan e-commerce expert? Ternyata hal ini tak terlepas dari kesadaran Bayer Indonesia terhadap perkembangan teknologi digital saat ini. Perubahan perilaku konsumen mendorong para pelaku usaha di industri kesehatan untuk bisa beradaptasi dan bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.
Bayer Indonesia Manfaatkan Tren Digital & E-commerce
“Saya tidak akan membahas mengenai obat-obatan, tapi hanya akan sedikit sharing mengenai mindset dan keadaan di dunia start-up saat ini,” kata Hadi Kuncoro ketika membuka presentasi yang beliau lakukan. Beliau memulai dengan memaparkan dampak dari perubahan yang terjadi pada dunia digital sangat berdampak terhadap perkembangan dunia ritel, termasuk ritel di dunia kesehatan. Saat ini, dunia ritel sudah bukan lagi ritel tradisional, bukan juga ritel modern, dan bukan pula ritel online. Ritel saat ini telah memasuki ritel omni-channel, dimana online dan offline telah terhubung satu-sama lain.
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh Bayer Indonesia dalam proses transformasi health care industry di Indonesia? Menurut Hadi Kuncoro, sebuah riset menunjukkan bahwa 51% konsumen melakukan riset terhadap produk yang mereka inginkan secara online, lalu mengunjungi offline store untuk membeli produknya. Hal inilah yang harus bisa dimanfaatkan oleh Bayer. Bayer harus bisa memanfaatkan digital marketing untuk menarik traffic ke apotik terdekat, namun dengan sebuah catatan.
“Hal terpenting, ketika konsumen sudah ditarik dari online menuju offline (apotik), jangan sampai konsumen dikecewakan dengan ketidakhadiran stok di offline. Ketika konsumen sudah kecewa itu mahal harganya,” jelas Hadi Kuncoro
Sebagai penutup, Hadi Kuncoro memberikan sebuah wejangan untuk bisa bertransformasi dan beradaptasi pada dunia digital saat ini. “Kimia Farma disini berperan sebagai pemilik jaringan apotik dan Bayer Indonesia sebagai yang punya brand farmasi. Kalau kalian ingin cepat maju, kalian cukup berjalan sendiri-sendiri, tetapi kalau kalian ingin jadi besar, maka berkolaborasilah.” tutup Hadi Kuncoro.
Selengkapnya tentang Bayer Indonesia di sini.